Semalam aku melihat bulan tak menampakkan cahayanya
Bintang pun enggan berkedip walau sejenak
Kulihat sepasang sepatu lusuh
Berjalan pelan dan tertatih
Langkahnya penuh penderitaan
Telapak kaki berdarah penuh nanah
Menyusuri jalan, penuh kerikil tajam
Dengan air mata, kaki itu tetap melangkah
Entah apa yang membuatnya begitu tegar
Walau kulihat lukanya begitu dalam
Rintih dan air matanya tak tertahan
Tapi gadis itu tetap tegar
Terlihat jelas harapnya
Melihat cahaya yang ada dalam gelap
Menghapus luka yang dideritanya
Dan tersenyum bahagia
Sabtu, 08 November 2014
Jumat, 24 Oktober 2014
The deepest part
I,
a living thing
in yourself
I,
it sound sense
not by ear
I,
can see, without being see
Your Light and dark
is my life
My brain thinking
when you awake
Maybe you not feel
that I was a part of you
But you should know,
I'm closer than your veins
because I was you,
and you are me
If your light is dim
I would shout,
Because I know for sure,
how to guide you
But you do not always listen
You have me, but you never knew it
I'm part of that is close to your heartbeat
I, even one with the spirit and your body
Do you know, who was I?
I was always open eye
I die when your soul dominated by dark
I was alive when the conscience is always bright
I.., I..., I..,
I am the eyes of your heart
by: iramahati (AR)
a living thing
in yourself
I,
it sound sense
not by ear
I,
can see, without being see
Your Light and dark
is my life
My brain thinking
when you awake
Maybe you not feel
that I was a part of you
But you should know,
I'm closer than your veins
because I was you,
and you are me
If your light is dim
I would shout,
Because I know for sure,
how to guide you
But you do not always listen
You have me, but you never knew it
I'm part of that is close to your heartbeat
I, even one with the spirit and your body
Do you know, who was I?
I was always open eye
I die when your soul dominated by dark
I was alive when the conscience is always bright
I.., I..., I..,
I am the eyes of your heart
by: iramahati (AR)
Categories
poem
PENGEMIS MALAM
Sungguh iba rasanya
Melihat mereka yang mencinta,
tanpa dicinta
Sungguh iba rasanya
Melihat mereka yang mengejar,
tanpa pernah dipandang
Sungguh iba rasanya
Melihat mereka yang merasa menjadi bagian,
tanpa pernah dianggap
Mereka membuka mata bersama rembulan
Mereka hidup saat semua gelap
Mereka berteriak saat semua senyap
Mereka merasa didepan
namun mereka tertinggal
Mereka merasa dibutuhkan
namun mereka diabaikan
Tak akan dunia mengejar mereka
Meski mereka merasa bagian dari dunia
Karena dunia bukan milik siapa-siapa
Mereka hanya akan tertinggal dan menyesal
Dunia akan mengejar,
apa yang pantas dikejar
Dunia tidak membutuhkan cinta,
dari mereka yang tak pantas dicinta
Dunia akan meninggalkan
Mereka yang tak berharga
Karena dunia membutuhkan
orang-orang berharga,
dan bukan mereka yang terbuai
ilusi dunia penuh gemerlap lampu disko.
oleh : iramahati (AR)
Melihat mereka yang mencinta,
tanpa dicinta
Sungguh iba rasanya
Melihat mereka yang mengejar,
tanpa pernah dipandang
Sungguh iba rasanya
Melihat mereka yang merasa menjadi bagian,
tanpa pernah dianggap
Mereka membuka mata bersama rembulan
Mereka hidup saat semua gelap
Mereka berteriak saat semua senyap
Mereka merasa didepan
namun mereka tertinggal
Mereka merasa dibutuhkan
namun mereka diabaikan
Tak akan dunia mengejar mereka
Meski mereka merasa bagian dari dunia
Karena dunia bukan milik siapa-siapa
Mereka hanya akan tertinggal dan menyesal
Dunia akan mengejar,
apa yang pantas dikejar
Dunia tidak membutuhkan cinta,
dari mereka yang tak pantas dicinta
Dunia akan meninggalkan
Mereka yang tak berharga
Karena dunia membutuhkan
orang-orang berharga,
dan bukan mereka yang terbuai
ilusi dunia penuh gemerlap lampu disko.
oleh : iramahati (AR)
Categories
Puisi
BAGIAN TERDALAM
Aku,
sesuatu yang hidup
dalam dirimu
aku,
suara yang kau rasa
bukan dengan telinga
aku,
melihat tanpa bisa
kau lihat
Cahaya dan gelapmu
adalah hidupku
Otakku berpikir
saat kau terjaga
Mungkin kau tak merasa
bahwa aku adalah bagian darimu
Tapi kau harus tahu,
aku lebih dekat dari nadimu
karena aku adalah kamu,
dan kamu adalah aku
Jika cahayamu redup
aku akan berteriak,
Sebab aku tahu pasti,
bagaimana cara menuntunmu
Tapi tak selalu kau mendengarkanku
Kau memilikiku, tapi tak pernah tahu itu
Aku bagian yang dekat dengan detak jantungmu
aku, bahkan menyatu dengan ruh dan ragamu
Tahukah kau, siapa itu aku?
aku adalah mata yang selalu terbuka
aku mati saat jiwamu dikuasai oleh gelap
aku hidup saat nuranimu selalu terang
aku, aku, aku,
aku adalah mata hatimu
oleh: iramahati (AR)
sesuatu yang hidup
dalam dirimu
aku,
suara yang kau rasa
bukan dengan telinga
aku,
melihat tanpa bisa
kau lihat
Cahaya dan gelapmu
adalah hidupku
Otakku berpikir
saat kau terjaga
Mungkin kau tak merasa
bahwa aku adalah bagian darimu
Tapi kau harus tahu,
aku lebih dekat dari nadimu
karena aku adalah kamu,
dan kamu adalah aku
Jika cahayamu redup
aku akan berteriak,
Sebab aku tahu pasti,
bagaimana cara menuntunmu
Tapi tak selalu kau mendengarkanku
Kau memilikiku, tapi tak pernah tahu itu
Aku bagian yang dekat dengan detak jantungmu
aku, bahkan menyatu dengan ruh dan ragamu
Tahukah kau, siapa itu aku?
aku adalah mata yang selalu terbuka
aku mati saat jiwamu dikuasai oleh gelap
aku hidup saat nuranimu selalu terang
aku, aku, aku,
aku adalah mata hatimu
oleh: iramahati (AR)
Categories
Puisi
Langganan:
Postingan (Atom)